Obat ARV mestinya menolong bukan meracuni,

author

Sedih rasanya mendengar dan membaca testimoni rekan-rekan ODHA baik di wall OBS maupun yang masuk ke dalam groups-groups khusus orang yang terinfeksi HIV mengenai dampak salah satu jenis ARV yaitu d4t atau di Indonesia biasa dikenal dengan nama dagang Stavudine terhadap tubuhnya.

Ya, memang obat yang semestinya tidak boleh lagi diedarkan karena mempunyai kadar yang racun yang tinggi ini pada kenyataannya masih terus didistribusikan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia yang notabene adalah negara miskin. Menilik berita di internet, negara-negara maju dan kaya sudah sejak lama meninggalkan penggunaan obat ARV jenis ini dan berganti dengan jenis obat ARV lain yang lebih ramah terhadap tubuh ODHA. WHO di dalam panduan ARV yang dikeluarkan di tahun 2010 dan kemudian diadopsi oleh Kemenkes dalam panduan ARV tahun 2011 telah menyakatan bahwa peredaran obat ini mesti dihentikan karena membawa efek jangka panjang yang buruk bagi ODHA bahkan hingga menemui kematian.

Efek samping yang merupakan akibat dari racun yang dikandung oleh obat ini telah menyebabkan kerusakan permanen dimana banyak ODHA mengalami penimbunan lemak atau pengurangan lemak di bagian tubuh tertentu, kesemutan bahkan hingga kelumpuhan. Oiy, penimbunan atau pengurangan lemak itu akan menyebabkan penampilan fisik dari ODHA akan terlihat aneh dan memancing tanya dari mereka yang melihat sehingga ujungnya lagi-lagi menyebabkan diskriminasi pada ODHA tersebut.

Kesulitan yang akan dialami oleh pemerintah negara-negara miskin terkait dengan penarikan distribusi obat ARV jenis d4t yang mengandung racun bagi yang mengkonsumsinya telah diulas oleh WHO dalam publikasinya. Kebanyakan negara-negara ini diperkirakan akan merasa sayang karena sudah terlanjur membeli dan memiliki stok yang banyak dari obat ini. Hal ini terjadi dikarenakan umumnya lemah dalam perencanaan pembelian obat. Hal lain yang juga akan memperberat adalah akibat dari kurangnya pembiayaan kesehatan sehingga menyebabkan negara sulit menggantikan obat d4t ini dengan obat lain yang harganya lebih murah.

Inilah susahnya hidup dinegara miskin dimana susah sekali rasanya mendapatkan hak untuk sehat khususnya bagi kelompok-kelompok yang selama ini tidak beruntung. HIV dan AIDS ini masalah kita bersama dan bukan hanya masalah bagi sekelompok orang saja.

Semoga suara-suara yang dikeluarkan oleh ODHA di Indonesia ini mau didengar oleh pemerintah sebab ODHA sama seperti yang manusia lainnya. ODHA butuh obat yang mengobati bukan meracuni…

Also Read

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.